Jumat, 26 Juli 2013

do'a untukmu calon kekasiHku :')

Ya Allah ya tuhanku ...

Aku memohon bimbingan dan pertolongan dariMu
Sesungguhnya hati ini telah merasakan cinta yang bertaut kepada salah satu dari hambamu
jadikan cintaku padanya didasari karenamu,
jadikan cintaku kepadanya tidak melebihi cintaku kepadaMu

Aku berlindung dari cinta murahan yang tidak membawa faidah lagi manfaat
Aku berlindung dari cinta yang akan membawa mudharat
Aku berlindung dari cinta yang akan melupakanMu

Ya Allah ya tuhanku...
Aku meminta belas kasih dariMu dan belaian cinta dariMu
Aku berdo'a untuk seorang "Akhwat yang aku kagumi dan aku sayangi"
karena kecantikan hatinya,
karena kejujuran lisannya,
karena kemurahan kedua tangannya,
karena kelembutan jiwanya,
satukan hati kami, bila kami saling mencintai karenaMu,
poisahkan hati kami, bila kami saling mencintai bukan karenaMu,
Tautkan jiwa kami, bila engkau akan meridhoi dan memberkahi kehidupan kami,
larutkan asa dan impian kami dalam balutan kasih dan sayangMu

ya Allah ya Tuhanku

cintaku padanya telah berhimpun dalam bayangan asa dan sangat indah
menjelma dalam ikatan tersuci, termulia dan terindah
Hidupkan kami berdua,
selayaknya dua insan yang saling berbagi karenaMu,
saling mendukung untuk menegakan cahaya agamaMu,
saling mengajak untuk selalu dekat denganMu,
saling memohon untuk kebaikan kami di dunia dan akhirat,
saling menguatkan bangunan akidah dan iman kami,
saling melindungi dari bahaya kekufuran dan kemunafikan.

ya Allah ya tuhanku..

Berkahilah ia yang disana..
kasihanilah ia yang disana..
lindungilah ia yang disana..
bimbinglah ia yang disana..

:')

Jumat, 17 Mei 2013

Aku Hanyalah Sampah

yaa memang mungkin parasku tidaklah sebagus dia/mereka, hartaku tidak sebanyak dia/mereka, akhlaku tidak sebagus dia/mereka, dan hatiku mungkin penuh dengan kesombongan, kedengkian, kesirikan, dan kecemburuan.

yaa mungkin itulah aku saat ini tidak jauh seperti halnya sampah yg selalu mengotori, dan membuat pemandangan menjadi tidak bagus, sebuah sampah yg tidak pernah kau pandang , mungkin bila kau bawa sampah itu namun akan kau masukan kembali ke sebuah tempat sampah yg kotor.

yaa mungkin aku bukanlah segalanya dimatamu, aku hanyalah orang yg jauh dari amat sangat sempurna untuk memiliki sebuah perhiasan yg begitu indah dimatamu, aku mengharapkan muh tak lebih seperti halnya langit dan bumi..

orang-orang tertentu saja mungkin yang bisa selalu membuatmu bahagia, membuatmu nyaman, dan keluarga nya pun bisa membuatmu lebih nyaman dan bahagia berada dilingkungannya.

aku dan keluargaku sangan jauh dari apa yg telah keluarga dia/mereka berikan, masih jauh dari apa yg kau harapkan dan mungkin membuat kau merasa tidak nyaman dan jijik akan keluargaku.

yaa diriku memang tidak jauh seperti sebuah sampah yang busuk dan kotor yang mungkin layak kau buah ketempat yg sepantasnya, namun aku tetap berusaha menjadi sebuah sampah yang bisa bermanfaat bagi orang lain yang bisa menjadi sebuah sampah yang menghasilkan suatu nilai yg positf .

semoga kau selalu bahagia dengan dia/mereka yg lebih ada segalanya semoga kau bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari sampah kotor yg kau kenal saat ini . amin.

Jumat, 10 Mei 2013

GAYA ATAU METODE MENGAJAR PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI


A. Metode Komando (Comand Style)
Gaya komando atau gaya perintah ini, semua keputusan diambil oleh guru.
1. Sasaran Metode
• Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang akan dicapai karena menggunakan gaya yang diuraikan.
• Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang akan di capai akan melibatkan siswa yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru, dengan sasara-sasaran tertentu.
2. Menyusun Pelajaran Metode Metode Komando
• Semua keputusan pra pertemuan (pokok bahasan, tugas-tugas, organisasi, dan lain-lain) dibuat oleh guru.
• Semua keputusan selama pertemuan berlangsung dibuat oleh guru.
• Keputusan pasca pertemuan :
• Umpan balik kepada siswa
• Sasarannya : harus memberi banyak waktu untuk pelaksanaan tugas.
3. Implikasi Penggunaan Gaya Komando
• Standar penampilan sudah mantap dan pada umumnya satu model untuk satu tugas.
• Pokok bahasan dipelajari secara meniru dan mengingat melalui penampilan.
• Pokok bahasan dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang dapat ditiru.
• Tidak ada perbedaan individual: diharapkan menirukan model.
4. Unsur-Unsur Khas Dalam Pelajaran Dengan Menggunakan Metode Komando
• Semua keputusan dibuat oleh guru.
• Menuruti petunjuk dan melaksanaan tugas adalah kegiatan utama siswa.
• Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi.
• Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi.
• Mengembangkan perilaku berdisiplin, karena harus menaati prosedur yang telah ditetapkan.
5. Saluran-Saluran Pengembangan
• Menurut mosston, selama masa pembelajaran, setiap orang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan fisik, sosial, emosional dan kognitifnya.
• Mosston berbicara tentang 4 saluran perkembangan :
• Salran fisik : meningkat dengan pesat selama menggunakan gaya komando.
• Saluran sosial : terbatas
• Saluran emosional : terbatas
• Salura kognitif : terbatas
B. Metode Latihan (Practice Style)
Dalam gaya latihan ini ada beberapa keputusan selama pertemuan berlangsung yang dipindahkan dari guru ke siswa sehingga memberi peranan dan perangkat tanggung jawab baru kepada siswa.
1. Sasaran Metode Latihan
Sasaran metode latihan berbeda dari sasaran metode komando, dalam hubungannya dengan perilaku guru dan peranan siswa. Sasara yang berhubungan dengan dengan tugas-tugas penampilan siswa.
2. Peranan Guru dan Siswa
• Siswa membuat keputusan selama pertemuan berlangsung.
• Peranan guru sedikit berubah dari metode komando menjadi gaya latihan.
3. Implikasi
• Satu-satunya keputusan siswa dalam metode komando adalah untuk bergerak sesuai petunjuk.
• Sekarang disediakan waktu bagi siswa untuk mengatur kapan memulai, kpan berhenti, waktu sela antara tugas-tugas.
• Siklus kegiatannya adalah :
- Penyampaian tugas oleh guru
- Pelaksanaan tugas oleh siswa
- Pengamatan dan penilaian oleh guru
4. Peranan baru siswa, keputusan-keputusan dan peranan guru harus di jelaskan dikelas.
C. Metode Resiprokal (Reciprocal Style)
Dalam metode resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan balik bergeser dari guru ke teman sebaya. Pergeseran peranan ini memungkinkan :
1. Peningkatan interaksi sosial antara teman sebaya dan
2. Umpan balik secara langsung.
Sasaran Metode Resiprokal
Sasaran gaya resiprokal ini berhubungan dengan tugas dan peranan siswa.
a) Tugas (pokok bahasan)
1. Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat.
2. Siswa menerima umpan balik langsung.
3. Sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan mengenai penampilan tugas.
b) Peranan Siswa
1. Memberi dan menerima umpan balik.
2. Mengamati penampilan teman, membandingkan dan memperatentangkan dengan kriteria yang ada, menyampaikan hasilnya kepada pelaku.
3. Menumbuhkan kesabaran dan toleransi terhadap teman.
4. Memberikan umpan balik.
D. Metode Periksa Diri (Self Check Style)
Metode periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke siswa. Kepada siswa sekarang diberikan keputusan sesudah pertemuan untuk menilai penampilannya. Dengan metode ini memungkinkan siswa menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan tugasnya.
1. Peranan Siswa
a) Menilai penampilannya sendiri.
b) Menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri.
c) Belajar bersikap obyektif terhadap penampilannya.
d) Belajar menerima keterbatasannya.
e) Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan.
2. Implikasi Metode Periksa Diri
a) Guru mendorong kemandirian siswa.
b) Guru mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan memantau sendiri.
c) Guru mempercayai siswa.
d) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada proses periksa sendiri dan pelaksanaan tugas.
e) Siswa belajar sendiri.
f) Siswa mengenali keterbatasannya, keberhasilannya dan kegagalannya sendiri.
g) Siswa memakai umpan balik dari hasil periksa sendiri untuk mengusahakan perbaikan.
E. Metode Inklusi (Inclusion Style)
Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.
Contoh dari metode inklusi dapat dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali dipentangkan setinggi 1 meter dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua siswa akan berhasil. Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat kesulitan yang sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan sebagian lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika ketinggian tali dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan makis sedikit jumlah siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini berarti kita memberikan standar bagi setiap siswa dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas.
Sekarang, jika tali direntangkan miring dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para siswa akan menyebar sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan untuk melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuannya.. ini juga akan memungkinkan para siswa untuk memilih dimana dia akan memulai tugasnya.
1. Tujuan Metode Inklusi
• Melibatkan semua siswa.
• Penyesuaian terhadap perbedaan individu.
• Memberi kesempatan untuk memulai pada tingkat kemampuan sendiri.
• Memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas-tugas yang ringan keberat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
• Belajar melihat hubungan antara kemampuan merasa dan tugas apa yang dapat dilakukan oleh siswa
• Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternative tingkat tugas yang telah disediakan.
2. Pelaksanaan Metode Inklusi
• Menjelaskan metode ini kepada siswa. Satu demonstrasi dengan menggunakan tali yang miring akan memberikan ilustrasi yang sagat bagus.
• Siswa disuruh memulai
• Amati dan memberi waktu bagi siswa untuk melakukan metode ini
• Memberi umpan balik kepada siswa tentang peranan siswa dalam pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan memilih tugas-tugas :
- Tanyakan bagaimana mereka memilih tugas-tugas
- Fokuskan perhatian-pada penggunaan umpan balik yang netral, agar siswa mengambil keputusan mengenai taraf tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
- Amati kesalahan-kesalahan dalam penampilan siswa dan kriteria yang menyangkut penampilan dalam tugasnya.
3. Implikasi metode inklusi
• Salah satu keuntungan yang sangat penting dari metode ini adalah memperhatikan perbedaan individu dan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan untuk maju dan berhasil
• Memungkinkan siswa untuk melihat ketidak sesuaian antara aspirasi atau pengetahuan mereka dengan kenyataan. Mereka akan belajar untuk mengurangi kesenjangan antara kedua hal ini.
• Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dia dapat lakukan dari pada membandingkannya dengan orang lain.
• siswa mengembangkan konsep mereka sendiri yang berkaitan dengan penampilan fisik.
4. Memilih Dan Merancang Pokok Bahasan
• Konsep tentang tingkat kesulitan. Tugas-tugas yang dipilih harus dimulai dari yang sederhana ke yanglebih unik, dengan tiap tugas mempunyai tingkat kesulitan yang ditambahkan.
• Jika kita menggunakan menembak dalam bola basket sebagai contoh dari beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan adalah :
- Rentangan jarak dari minimum ke maksimum
- Tingginya basket
- Ukuran lingkaran dan ukuran bola
- Sudut tembakan, dll.
• Kisi-kisi faktor berikut dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisis tugas-tugas menentukan tingkat kesulitan.
F. Metode Penemuan Terpimpin (Konvergen Style)
Metode inklusi (cakupan) merupakan gaya yang terakhir dari kelompok metode yang memusatkan perhatian pada pengembangan ketrampilan fisik siswa. Saluaran – saluaran perkembangan atau jenis – jenis sasaran yang mendapat tekanan dalam komando sampai dengan metode inklusi adalah fisik, social, dan emosional. Metode-metode selanjutnya, yang akan dibahas adalah metode penemuan terpimpin (Konvergen) dan metode divergen (berlainan), yang penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif.
Metode ini guru harus menyusun serangkaian pertanyaan – pertanyaan yang menuntut adanya serangkaian jawaban – jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Pertanyaan – pertanyaan yang dibuat hanya ada satu jawaban yang dianggap benar. Dan jawaban – jawaban itu harus mengarah kepada penemuan konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau gagasan.
1. Sasaran
Sasaran metode ini adalah :
• Melibatkan siswa dalam proses penemuan yang konvergen.
• Mengembangakan hubungan yang serasi dan tepat antara jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajuakan oleh guru.
• Mengembangkan ketrampilan untuk menemukan jawaban yang berurut, yang akan menuju pada penemuan konsep.
• Mengembankan kesabaran guru dan siswa, karena sifat sabar sangat diperluakan dalam proses penemuan.
2. Penerapan Metode Penemuan Terpimpin
• Dalam menyusun pertanyaan bagi siswa, guru harus mengenali prinsip, gagasan, atau konsep yang akan ditemukan. Selanjutnya baru menyusun pertanyaan – pertanyaan yang akan membawa siswa kerangkaian tanggapan yang akan menuju pada gagasan tersebu. Untuk itu perlu dimulai dari jawaban akhir, terus mundur sampai pada pertanyaanya.
• Dalam situasi mengajar yang sesungguhnya, guru harus mengikuti prosedur berikut:
- Menyampaikan pertanyaan sesuai dengan susunan.
- Beri waktu untuk jawaban dari siswa.
- Beriak umpan balik (netral atau menilai) yang membenarkan jawaban yang benar atau mengarahkannya kembali.
- Ajukan pertanyaan berikutnya.
- Jangan berikan jawaban.
- Bersikap sabar dan menerima.
• Merencanakan:
- Mengenali pokok bahasan yang khusus.
- Menentukan urutan langkah – langkah (pertanyaan dan petunjuk) menuju ke hasil akhir:
o Setiap langkah didasarkan atas jawaban sebelumnya.
o Perlu mengharapakan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh siswa, dan mengarahkan kembali jawaban yang tidak tepat.
• Yang harus dilakuan dengan jawaban yang tidak benar:
- Ulangi pertanyaan/petunjuk. Kalau masih salah, ajukan pertanyaan lain yang menguatkan/menjabarkannya.
- Beri siswa waktu untuk memikirkan jawabanya.
3. Implikasi Metode Penemuan Terpimpin
• Metode ini menuntut guru untuk menyediakan waktunya untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang memaksa siswa untuk berpikir.
• Tanggung jawab untuk menemuakn merupakan kegiatan utama siswa
• Siswa memerluakan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab ini.
4. Pokok Bahasan
• Jenis jenis informasi yang perlu ditemuan adalah: konsep, prinsip, kaidah, hubungan, bagaimana, mengapa, dan batasan-batasan.
• Topik tidak boleh diketahui oleh siswa sebelumnya, kalau tidak, maka siswa tidak akan memperoleh penemuan.
• Episode-episode metode ini dapat diguanakan untuk metode yang lain. Dapat juga digunakan pada waktu memberi umpan balik kepada masing-masing siswa.
• Yang paling baik adalah episode yang paling pendek
• Ada baiknya menysun pertanyaan-pertanyaan tersebut sedemikian rupa, sehingga siswa harus mengerjakan jawaban secara fisik. Denga demikian siswa dapat menggunakan gerakan sebai media penemuan.
G. METODE DIVERGEN (Divergen Style)
Metode mengajar divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam gaya ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di dalam pokok bahasan. Metode ini memungkinkan jawaban-jawaban yang beraneka ragam atau divergen atau jawaban-jawaban pilihan. Ini berbeda dengan metode penemuan terpimpin, yang pertanyaan-pertanyaannya hanya disusun untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang konvergen.
Metode ini disusun sedemikian rupa sehingga suatu masalah, pertanyaan atau situasi yang diharapkan kepada siswa akan memerlukan pemecahan. Rangsangan-rangsangan yang diberikan akan membimbing siswa untuk mencari pemacahan atau jawaban secara individual.
1. Sasaran Metode Divergen
• Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan-pertimbangan kognitif.
• Mengembangkan “wawasan” ke dalam struktur kegiatan dan menemukan variasi.
• Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban-jawaban yang diharapkan.
• Mengembangkan kemampuan untuk memerikasa dan menganalisis pemecahan-pemecahannya.
2. Penerapan Metode Divergen
• Mula-mula mungkin perlu meyakinkan siswa, bahwa gagasan dan pemecahan mereka akan diterima. Seringkali siswa sudah terbiasa dengan mereka diberitahu tentang apa yang akan mereka lakukan, dan tidak diperkenakan untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar.
• Pada waktu siswa bekerja mencari pemecahan, guru harus mengawasi dan menunggu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban-jawaban mereka:
- Umpan balik harus dapat membimbing siswa kepada masalah untuk menemukan jawwaban yang tepat.
- Guru harus menahan diri untuk tidak memilih jawaban-jawaban tertentu sebagai contoh. Sebab itu akan mendorong penjiplakan dan bukan pemecahan masalah secara individual.
3. Mendesai Pokok Bahasan
• Pilihan:
- Masalah tunggal & Masalah ganda
• Masalah harus menyatakan garis petunjukatau parameter untuk pemecahannya, misalnya: Didalam kelas, gerakan pengembangan siswa dapat diminta untuk menyusun cara-cara bergerak dari satu ujung ke ujung yang lain, dengan menggunakan tiga posisi tubuh yang berbeda, atau didalam kelas kesegaran jasmani: menyusunh suatu latihan pemanasan yang rutin, yang meliputi: pemanasan umum, peregangan otot besar, kegiatan untuk ketahanan otot pada lingkaran bahu, lengan atas, perut, pantat, paha dan betis.
• lamanya kegiatan rutin ini sekitar 10 menit.
• Masalah-masalah yang dipilih harusnya memungkinkan adanya pemecahan pilihan. Penggunaan keterampilan khusus tidak tepat, yaitu seperti cara baru dalam melempar cakram, servis baru dalam tenis. Kegiatan-kegiatan ini mempunyai aturan dan parameter tertentu untuk penampilannya.
• Siswa harus cukup akrab dengan pokok bahasan.
H. Gaya Program Individual
Dalam gaya program individual ini, program pembelajaran didesain oleh siswa. Program disusun oleh siswa dan didasarkan atas pengalaman dengan gaya-gaya lainnya. Kemudian siswa mengidentifikasi criteria pencapaian hasil belajar.
I. Gaya Yang Diprakarsai Siswa
Dalam gaya yang diprakarsai siswa, siswa membuat keputusan dalam pra pertemuan dan secara teratur mengecek dengan guru.
J. Gaya Mengajar Sendiri
Dalam gaya mengajar sendiri, keputusan diambil oleh siswa.
K. Gaya Modifikasi (Modification Style)
Modifikasi merupakan salah satu gaya pembelajaran yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Misalnya dalam permasalahan minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
L. Metode Bermain
Dalam metode bermain, pembelajaran pendidikan jasmani diciptakan suasana yang menyenanakan. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan yakni bergerak melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Kata kunci metode ini adalah adalah “Bermain – bergerak – ceria”.
Implikasi Metode Bermain yakni:
1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
M. Metode Eksplorasi (Exploration Style)
Dalam metode eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dari beraneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.
N. Metode Elaborasi (Elaboration Style)
Dalam metode elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik belajar melalui tugas-tugas tertentu;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil belajar individual maupun
kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan turnamen;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
O. Metode Konfirmasi (Confirmation Style)
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalammencapai kompetensi dasar:
5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan tekhnik yang benar;
6) membantu menyelesaikan masalah yang dialami peserta didik;
7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Dalam kegiatan penutup, guru:
a)bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran;
b) melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Jumat, 03 Mei 2013

jenis-jenis enzim pencernaan dan fungsinya



jenis-jenis Enzim Pencernaan. Setidaknya ada 11 jenis enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang berfungsi unrtuk memecah bahan makanan menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh. Sistem pencernaan yang mendapat bantuan enzim adalah pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi merupakan proses pemecahan bahan makanan dengan bantuan enzim-enzim yang berasal dari kelenjar pencernaan. Berikut ini adalah nama-nama enzim atau jenis-jenis enzim yang berperan dalam sistem pencernaan makanan dan fungsinya.

Jenis-jenis Enzim yang berperan dalam sistem pencernaan makanan antara lain adalah:
  1. Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
  2. Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
  3. Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
  4. Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.
  5. Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  6. Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
  7. Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas
  8. Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
  9. Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
  10. Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
  11. Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Sebenarnya, Sistem pencernaan memanjang sejauh 9 meter dari mulut hingga ke anus. Sejak dari mulut, saat dikunyah oleh gigi, makanan sudah bersentuhan dengan enzim yang dilepaskan oleh kelenjar ludah. Begitu pula saat makanan berangsur mengalir ke dari esofagus ke lambung. Dan alat pencernaan yang paling banyak mengandung berbagai jenis enzim adalah usus halus. Dalam usus halus setidaknya ada 6 jenis enzim yang siap mencerna makanan dan hanya menyisakan ampas yang siap di buang melalui anus dalam bentuk feces.

jalan cepat (brisk walk)


ATLETIK
Jalan Cepat (Brisk Walk)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Atletik




Disusun oleh

FAISAL FARUQ
11520129
PJKR 1i




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASUNDAN CIMAHI



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan karuni-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjunan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah sebagai penuntun kehidupan umat manusia.
Atas ridho-Nya makalah  “Jalan Cepat (Brisk Walk)dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Atletik. Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari motivasi, bimbingan serta dukungan dari semua pihak, oleh karenanya penulis haturkan terimakasih kepada:
1.      dosen mata kuliah Atletik yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-saran yang sangat berharga bagi penulis.
2.      Mahasiswa PJKR kelas 1-I
Tiada gading yang tak retak sebagaimana halnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan oleh karena itu segala kritik dan saran kami harapkan agar dapat menuju ke yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami (Penyusun), umumnya bagi semua pihak.

        Cimahi, juni 2012
Penulis


PEMBAHASAN
Jalan Cepat (Brisk Walk)
A.    Pengertian Jalan Cepat
Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka kaki tersebut harus lurus/ lutut tidak bengkok dan tumpuan kaki dalam keadaan posisi tegak lurus.

B.     Teknik jalan Cepat
1.      Teknik Start

Berikut akan di jabarkan sedikit tentang teknik start:
a.       Berdiri beberapa meter dibelakang garis start
b.      Setelah mendengar aba-aba “bersedia” dari petugas starter, maka segera maju dengan menempatkan salah-satu kaki di belakang garis start dengan lutut sedikit ditekuk, sedangkan kaki yang lain berada lurus di belakang dan santai (tidak kaku)
c.       Badan agak condong ke depan, berat badan bertumpu pada kaki yang di depan. Kedua lengan tergantung lemas atau dengan sikut agak dibongkokkan, berada dekat badan, serta pandangan lurus kearah depan.
d.      pada saat mendengar aba-aba “ya” atau bunyi pistol dari starter, segera langkahkan kaki yang dibelakang kedepan bersamaan dengan lengan diayun kebelakang dan lengan yang lain diayun kedepan. Selanjutnya jalan lurus secepat-cepatnya sampai melewati garis finis.

2.      Teknik Jalan Cepat 
Pada saat berjalan salah satu kakinya harus selalu kontak dengan tanah. Jika melanggar, maka petugas akan memperingatkan. Jika kesalahan tersebut dilakukan lagi maka pejalan akan didiskualifikasi dan dikeluarkan dari lomba.
Yang harus diperhatikan dalam jalan cepat adalah sebagai berikut:
a.       Pada saat melangkahkan kaki, kaki tumpu harus selalu kontak dengan tanah dan lutut harus dalam keadaan lurus, sebelum kaki yang dilangkahkan mendarat ditanah.
b.      Bersamaan dengan mengangkat paha (misalnya tungkai kiri) kedepan, tungkai bawah kaki kiri dan tangan kanan diayunkan kedepan, dengan diikuti badan condong kedepan.
c.       Pada saat kaki kiri mendarat (kontak dengan tanah), segera paha tungkai kanan diangkat kedepan, bersamaan dengan tungkai bawah kaki kanan dan tangan kiri diayunkan kedepan, diikuti dengan badan condong kedepan, pandangan tetap lurus kedepan.
d.      Kaki mendarat mulai dari tumit kemudian berangsur-angsur menuju keujung kaki, lutut dalam keadaan lurus.
e.       Gerakan lengan dan bahu jangan terlalu tinggi mengangkatkannya.
f.       Selama berjalan usahakan agar pinggul tetap rendah dan berada di bawah, keadaan ini harus diusahaakan tetap terpelihara, hindari gerakan kesamping yang berlebihan.

3.      Melewati Garis Finish

Tidak ada teknik untuk melewati garis finish, karena biasanya pejalan cepat jalan terus ketika melewati garis finish.

4.      Gerakan kaki
·         Gerak dorong dari kaki belakang
·         Kaki menggellnding ke depan dari tumit, telapak kaki dan jari-jari kaki
·         Meletakkan kaki dengan mudah atau ringan
·         Gerak kaki mendatar, bukan melompat
5.      Gerakan lengan
·         Bahu rileks (tidak tegang)
·         Ayunan gerak lengan yang wajar
6.      Gerakan pinggang
·         Sendi panggul baik yang fleksibel
·         Berjalan pada garis lurus
·         Berjalan dengan gerak memutar pada sendi panggul

C.    Praturan Jalan Cepat
Adapun pokok-pokok peraturan jalan cepat adalah sebagai berikut: 
1.      Pada waktu melangkah salah satu kaki harus selalu tetap kontak dengan tanah.
2.      Diskualifikasi (lengan untuk berlomba/melanjutkan perlombaan), disebabkan oleh :
- Gagal atau tidak memenuhi definisi jalan cepat pada waktu perlombaan.
- Melakukan pelanggaran pada saat perlombaan berlangsung
- Pada lomba jalan cepat yang dilaksanakan di track (lintasan) peserta yang terkena diskualifikasi harus meninggalkan lintasan. Jika perlombaan jalan cepat dilaksanakan di jalan raya peserta yang kena diskualifikasi harus mencopot no dadanya dan segera keluar meninggalkan perlombaan.

D.    Nomor /Jarak Jalan Cepat
1.      Jarak dekat, 3000 m
2.      Jarak menengah, 5000 m
3.      Jarak jauh, 10 km, 20 km, 42 km